-->
Nafilata Primadia

[Cerbung] Ayat-ayat Cinta 2 (bagian 7)

Profesor Charlotte adalah supervisor postdoc-nya. Meskipun ada sedikit perbedaan antara supervisor postdoc dan supervisor doctoral. Supervisor doctoral dan master, hubungannya lebih terasa setara. Profesor Charlotte sendiri tidak mau dipanggil supervisornya, ia memilih dianggap sebagai teman diskusi.

Fahri mulai membaca teks-teks yang ia tahqiq. Sesaat ia terhenyak oleh teks wasiat Habib Hasan Al Bahr.

"Menghadaplah kepada Allah dengan hati luluh. Hindarkan dirimu dari sikap ujub dan angkuh. Pergaulilah manusia yang jahat dengan baik, karena pada hakikatnya kamu sedang bermuamalah dengan Allah yang Mahabesar. Ulurkan tanganmu kepada orang-orang fakir dengan sesuatu yang dikaruniakan Allah kepadamu. Lalu bayangkanlah, bahwa Allah-lah yang pertama kali menerima pemberianmu itu, sebagaimana dituturkan dalam berbagai ayat Al-Quran dan Hadits Nabi. Kelak hatimu akan merasa sangat senang dan bahagia dengan Allah."

"Allah, beri hamba taufik untuk bisa mengamalkan wasiat yang baik ini," doa Fahri dalam hati.

Fahri kembali membaca teks demi teks. Jika ada hadits ia mencoba meneliti ulang takhrij haditsnya. Jika ada kalimat yang musykil, ia mencoba mengurai kemusykilan itu dari beberapa sudut pandang yang ilmiah sesuai disiplin ilmu philology yang ia kuasai.

Pintu office-nya diketuk. Ia bangkit membukanya. Seorang perempuan muda berambut pirang sebahu berdiri di depan pintu membawa paket.
"Oh, Miss Rachel".
 "Hai, sorry Doktor Fahri, Anda mendapat kiriman tiga paket hari ini." 
Fahri menerima tiga paket  itu.
"Ada yang harus saya tanda tangani Miss Rachel?
"Semestinya iya, tapi sudah saya wakili menandatangininya tadi."
"Terima kasih Miss Rachel."
"Terima kasih kembali."

Perempuan itu kembali ke ruang kerjanya sebagai staf adminitrasi. Fahri menutup pintu office-nya dan membuka satu persatu paket itu. Semuanya buku. Yang satu buku yang ia pesan dari Amazon. Satu dari profesor Turgut Dikinciler dari Jerman. Dan yang terakhir sebuah jurnal yang dikirim oleh Profesor Omar Sandler dari SOAS London. Jurnal itu yang membuatnya sangat penasaran. Ia lihat dengan saksama. Ia tersenyum dan bersyukur kepada Allah dari lubuk hati paling dalam, satu artikel ilmiahnya bersama Profesor Charlotte dimuat dalam jurnal bergengsi itu.

"Ditunggu artikel ilmiah berikutnya yang sangat berbobot," tulis Profesor Sandler dalam surat pengantarnya yang menyertai paket itu.

Di luar, langit Edinburgh menurunkan gerimis, Orang-orang di jalanan mempercepat langkahnya, Sebagian sudah membuka payungnya. Pohon-pohon Mapel yang berbaris di taman The Meadows di selatan kampus bergoyang-goyang tertiup angin disertai gerimis. Mereka seperti mengungkapkan kegirangannya. Sebab gerimis-gerimis itu bagian dari penanda berakhirnya musim dingin.


***

(bersambung...)

Nafilata Primadia
Load comments